Senin, 24 Mei 2010

Al-Qur’an itu indah. Indah dari segi bahasa, indah dari segi makna, indah dari segala sisi yang akan mewarnai kehidupan manusia. Keindahan al-Qur’an itu akan dirasakan oleh jiwa yang bersih, dan al-Qur’an juga bisa menjadi sumber kebahagian dan nutrisi bagi jiwa manusia. Manusia terlahir dengan fitrahnya yang selalu menunjukkan kepada kebaikan dan keindahan. Maka fitrah manusia juga mudah untuk mengenali keindahan al-Qur’an, jika fitrah itu tidak terkontaminasi dengan hal-hal yang buruk.

Al-Qur’an adalah sumber kebahagian sejati, yang menunjukkan manusia kepada kebenaran, menyembuhkan luka di dalam jiwa dan memberi kedamaian bagi semesta. Dengan energi al-Qur’an, jiwa manusia akan digerakkan secara sadar untuk mewujudkan ide-ide Tuhan ke dalam kehidupannya. Di sinilah manusia merasakan fitrahnya.

al-Quran in my heartUntuk menjadikan al-Qur’an sebagai sumber kebahagian kita yang akan menerangi jalan kita untuk kebahagian dunia dan akhirat, kita harus menempatkannya pada tempat tertinggi dalam kehidupan kita. Sehingga kemanapun kita pergi, al-Qur’an senantiasa terlihat jelas dan selalu menerangi jalan kita. Al-Qur’an perlu dijadikan tema sentral setiap pembicaraan sehari-hari, ilmu yang diajarkan kepada anak-anak, arus logika yang dipikirkan dalam keadaan duduk dan bepergian, serta moral yang senantiasa diwujudkan. Al-Qur’an mesti menjadi landasan kehidupan keluarga, masyarakat dan Negara.


Kaum muslimin mengakui bahwa al-Qur’an adalah mukjizat terbesar bagi umat Islam. Namun ketika ditanya, dimana letak kemukjizatannya, sebagian besar tidak mengetahui dimana letak kemukjizatannya. Kalaupun mereka pernah membaca buku, mereka akan mengatakan sesuai apa yang tertulis dalam buku, tanpa pernah benar-benar merasakan kemukjizatan al-Qur’an tersebut, baik dari segi bahasa, keindahan balaghah dan lain sebagainya.

Keindahan Al-Qur’an

1. Al-Qur’an sebagai Inspirasi Jiwa

Al-Qur’an adalah inspirasi jiwa manusia. Energinya dapat memberikan kekuatan bagi manusia, baik itu mereka sadari ataupun tidak. Sebagai makhluk yang tercipta dari dua elemen penting, raga dan jiwa, manusia membutuhkan nutrisi yang cukup untuk hidup dan berkembang. Raga tercipta dari tanah, maka dia butuh nutrisi yang berasal dari unsur-unsur tanah. Sedangan jiwa berasal dari wahyu-Nya, maka al-Qur’anlah vitamin dan nutrisi bagi jiwa yang mencari kesegaran dan kebugaran.[1]

Jiwa adalah perpaduan antara pikiran dan hati. Jika pikiran dan hati menemukan kondisi terbaiknya, maka raga pun akan memperoleh kondisi yang sama. Kondisi terbaik bagi pikiran dan hati adalah ketika ia berada dalam naungan al-Qur’an. Pikiran, ketakutan, dan emosi, sering kali merangsang kondisi fisik yang dapat dideteksi, namun kadang kita tidak menyadari hubungan ini dan mengendalikannya secara sadar.

Pikiran adalah cahaya penuntun tubuh yang dapat memberi pengaruh secara fisik dan emosional. Pikiran seperti benih-benih yang kita tanam di dalam benak dan hati kita. Mereka dapat menghasilkan kesehatan atau penyakit.

al-quranDengan hanya mendengar bacaan al-Qur’an, hati bisa tersentuh, apalagi jika kita memahami makna yang terkandung di dalamnya. Banyak hal yang memberikan rasa takjub jika berkaitan dengan al-Qur’an, walau hanya dengan mendengar orang membacanya. Pada masa Nabi Saw, kita tahu betapa kerasnya Umar bin Khatab menentang Nabi Saw, namun ketika mendengar bacaan al-Qur’an hatinya sangat tersentuh. Begitu juga seorang kafir Quraisy yang sangat menentang Nabi, yaitu Walid bin Mughirah, seorang pemuda yang terkenal ahli sastra dan intelektual di masanya karena mempunyai banyak keahlian, namun dia seakan merasa tersihir mendengar bacaan al-Qur’an karena keindahan bahasa yang dia dengar dan maknanya yang begitu dalam.

Tapi karena keegoaannyalah, dia tidak mau mengakuinya, tapi malah mengatakan Nabi sebagai tukang sihir.Qu.ran Seperti yang dikatakan Michael Sell penulis buku Approaching the Qur’an, ketika dia menulis peristiwa di Kairo pada suatu sore, dia melihat hal yang tidak biasa, yaitu jalan-jalan di kota yang sibuk menjadi lengang, tapi kafe-kafe dipenuhi dengan orang-orang yang mengerumuni televisi. Jika ada peristiwa khusus yang ditayangkan seperti kematian orang besar, atau pertandingan sepak bola penting, mungkin hal seperti itu dapat terjadi. Tapi ternyata mereka berkumpul karena mendengarkan salah satu qari ternama sedang membaca al-Qur’an. Dan ketika dia kembali ke hotel, lobi dipenuhi oleh orang, dan sebagian orang Mesir Nasrani, menonton dan mendengarkan pembacaan al-Qur’an dengan khusyu’.

Al-Qur’an adalah suatu nama dengan seribu makna. Bagi pengelana, al-Qur’an laksan oase yang menyegarkan dan memupus dahaga. Bagi remaja, al-Qur’an adalah madrasah yang mampu memupuk mentalitas mereka menjadi generasi Rabbani. Bagi para pencari ketenangan, al-Qur’an adalah rumah klinik yang mampu menerapi jiwa dan menyembuhkannya dari penyakit-penyakit cemas, sedih, dan gelisah.

Al-Qur’an itu adalah cahaya yang maha indah. Keindahannya melebihi keindahan semesta. Perumpamaan cahaya al-Qur’an dengan cahaya lainnya, ibarat cahaya matahari dengan cahaya lilin. Al-Qur’an adalah matahari jiwa, dan kebenaran yang lahir dari logika. Manusia merupakan lilin yang meleleh dan lenyap bersama lenyapnya waktu. Padahl lilin itu belum memberi banyak cahaya bagi jiwa yang tersesat.

Al-Qur’an merupakan energi bagi jiwa manusia. Salah satu kerja al-Qur’an dalam menumbuhkan energi kesehatan jiwa adalah dengan menyuguhkan berbagai kisah menarik seputar manusia-manusia terpilih. novelSeperti novel War and Peace karya Leo Tolstoy yang dapat membangkitkan semangat bangsa Prancis untuk menjadi bangsa yang unggul di dunia, al-Qur’an juga sumber semangat sekaligus inspirasi dan nutrisi jiwa. Kisah dapat membantu membangun dunia baru di dalam otak yang selanjutnya dipancarkan melalui frekuensi pikiran secara terus menerus menjadi gambaran-gambaran yang hidup dan nyata.[2]

Cerita selalu menimbulkan spirit, walaupun fiktif sekalipun. Apalagi al-Qur’an yang menyuguhkan kisah nyata dengan ketinggian sastra untuk membangun karakter dan jiwa manusia. Al-Qur’an mengisahkan berbagai cerita indah tentang kehidupan orang-orang shaleh dan yang taat kepada Allah, epik kepahlawanan para Nabi, kehancuran bangsa-bangsa yang ingkar, dan bahkan kisah binatang-binatang terpilih. Jadi semakin banyak kita membaca kisah al-Qur’an, semakin dekat kita kepada sosok yang diinginkannya.

Al-QuranJika engkau menyukai bunga-bunga yang ranum dan harum di taman, maka sesungguhnya ayat-ayat al-Qur’an adalah bunga kasturi yang mekar di taman surga.

Jika seseorang ingin mendapatkan sahabat yang setia, yang bersedia membelanya di dalam setiap kesusahan, maka ketahuilah bahwa al-Qur’an adalah sahabat sejati yang akan membelanya di mahkamah Raja Diraja (Allah Swt)

Jika seorang pesulap dapat memegang bara api dengan tangannya atau dapat memasukkan kayu yang menyala ke dalam mulutnya, maka al-Qur’an memberikan keselamatan bahkan dari api neraka jahanam. Inilah diantara keindahan al-Qur’an, yang sekaligus bisa menjadi inspirasi dan ketenangan dalam jiwa manusia.

Senin, 17 Mei 2010

perkembangan agamaislam

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

Perkembangan Islam di Indonesia
A. Awal Masuknya Islam di Indonesia

Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan.....


Perkembangan Islam di Indonesia
A. Awal Masuknya Islam di Indonesia

Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan.
Tentang kapan Islam datang masuk ke Indonesia, menurut kesimpulan seminar “ masuknya Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi. Menurut sumber lain menyebutkan bahwa Islam sudah mulai ekspedisinya ke Nusantara pada masa Khulafaur Rasyidin (masa pemerintahan Abu Bakar Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib), disebarkan langsung dari Madinah.